Tentang sebuah tempat yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, yang dulu begitu syahdu dan hangat. Yang dulu tempat terbaik untuk berbagi cerita, berbagi canda dan gurau. sekarang walau tak sehangat dan sesyahdu dulu mungkin menjadi tempat pulang dan kembali dikala lelahnya berjuang.
ilustrasi
Dulu waktu kecil?
Dikala kita libur sekolah, rumah nenek menjadi tempat paling favorit untuk berliburan, bahkan ketika sudah kembali bersekolah kita dengan bangga dan bahagianya selalu bercerita tentang senangnya berlibur kerumah nenek, bercerita tentang suasana desa yang syahdu, lezatnya makanan nenek dengan ciri khasnya, kehangatan berkumpul bersama keluarga sepupu, bermain sebebas-bebasnya tanpa nenek atau kakek marah. Terkadang apa yang selalu dilarang oleh ayah dan ibu kita justru dibolehkan sama nenek dan kakek, mau minta apa aja pasti dikasih, mau main kemana aja pasti diiyakan. Apa lagi pas moment lebaran. Dan entah kenapa suasana ruangan demi ruangan dirumah nenek itu selalu dingin, padahal tanpa ac, tanpa kipas tapi terasa lebih adem. ruang dapur yang luas dengan tungku tungu khas jaman dulu yang membuat masakan terasa lebih nikmat. ruang tengah yang luas, selain tempat berkumpul keluarga sebagai tempat cerita nenek tentang dongeng-dongeng jaman dulu.
Sekarang ketika dewasa?
Ketika kita sudah menginjak usia dewasa semakin sibuk dengan kegiatan yang kita jalani sekarang. Sekedar merasakan kesenangan pun berbeda dengan kesenangan diwaktu kecil dulu. Terkadang menjadi dewasa membatasi kita untuk bersenang-senang, atau mungkin porsi kesenangan orang dewasa berbeda dengan kesenangan anak kecil, entahlah yang kurasakan sekarang ketika datang ke rumah nenek tak semenyenangkan dulu lagi. Sebenarnya suasana hangat rumah nenenk masih terasa, namun tak se syahdu dikala dulu, masakan yang masih terasa enak namun tak sebanyak dulu. Lucunya, ketika bertemu dengan nenek dan kekek terkadang mereka masih menganggap kita sebagai cucu kecil mereka. Ketika kita sudah beranjak dewasa, sekedar pulang kerumah nenek hanya sebatas mengenang masa lalu dan hanya sebagai penghibur dari lelahnya bekerja diperantauan. Mengunjungi rumah nenek sekedar rindu akan masakan terlezat yang pernah dirasa.
Sepeninggal mereka..
Hal yang paling sedih adalah kehilangan orang tersayang. Kepergian dari dunia ini merupakan suatu kepastian yang hanya menunggu waktu giliran. Terkadang sepeninggal kakek dan nenek menjadikan rumah mereka menjadi lebih asing. Tak jarang ada rumah peninggalan nenek yang terlantrar begitu saja, tanpa dirawat oleh anak cucu mereka. Rumah yang menjadi tempat tinggal nenek saat ini kosong dan sepi tak seramai dulu. sekedar berkunjung pun kaki ini terasa berat, ada rasa sedih yang terus menyelimuti dikala membuka pintu rumah itu. Melihat lebih dalam seperti melihat rangkaian kenangan dimasa lalu, seakan dinding-dinding tembok itu bercerita betapa indahnya suasana dikala itu. Debu yang menempel di sela-sela kursi, foto dan lukisan yang berjubahkan kain putih, lampu bohlam yang tak bersinar lagi, tv jadul yang tak diterawat, tempat tidur lebar yang masih tergantung kelambu putihnya, tungku-tungku yang sudah menghitam tak lagi menyala, tak tersadar membuat air mata ini semakin menetes kebawah.
Rumah nenek menjadi tempat yang bersejarah dalam hidup kita, banyak cerita dibalik dinding-dinding retak rumah itu. Cerita tentang perjuangan mereka dikala muda, perjuangan mereka dikala membesarkan anak-anak mereka, sampai menjadi tempat ternyaman untuk cucu-cucu nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar